Skip to main content
Antarabangsa

Kenyataan Anwar Ibrahim berkenaan serangan pengganas di Istanbul dan Jakarta – Statement by Anwar Ibrahim on the terrorist attacks in Istanbul and Jakarta

By 15 January, 2016February 18th, 2020No Comments

Selepas dua hari insiden serangan di Istanbul, ISIS mengganas sekali lagi dengan membuka medan baru di rantau di mana umat Islam hidup aman di kalangan masyarakat pelbagai kepercayaan sejak sekian lama. Serangan ke atas ibu negara umat Islam terbesar di dunia ini merupakan serangan terhadap Asia Tenggara.

Saya merakamkan ucapan takziah kepada anggota keluarga mangsa yang terlibat dalam serangan. Saya menyanjung tinggi tindakan berani kepimpinan dan pasukan keselamatan serta menzahirkan kekaguman terhadap warga Jakarta yang mengajar dunia cara berdepan dengan keganasan. Mereka telah bersuara di media sosial dengan menyatakan keberanian, #tidaktakut serta menanggapi keganasan dengan penuh cemuhan.

Indonesia dan Malaysia berkongsi jalur sejarah yang sama, melewati zaman sebelum persempadanan wilayah serta pengamalan Islam secara aman dalam masyarakat plural. Kita berdepan dengan ancaman yang sama di mana anak-anak muda kita diindoktrinasi dengan ideologi kebencian yang bertentangan dengan kecintaan kita kepada keamanan serta aspirasi demokrasi. Kita mesti bekerjasama menghadapi ancaman kumpulan pengganas yang memiliki rangkaian antarabangsa dan jaringan merangkumi Asia Tenggara, namun kita juga mesti bersama mendepani cabaran ideologikal dan kepimpinan yang diancam menerusi keganasan dan fahaman totalitarian. Indonesia dan Malaysia harus bersama-sama beriltizam menjadi tonggak keamanan, kemakmuran dan demokrasi dalam dunia Islam.

Marilah kita mendoakan mangsa-mangsa yang terkorban akibat keganasan di Jakarta dan di seluruh dunia. Kita harus membuang ketakutan dan kebencian.

Saya yakin Indonesia akan pulih dan bangkit dengan lebih kuat, lebih bersatu dan tekad untuk menjadi pelantar demokrasi dan keamanan yang mencerminkan legasi kerohanian yang kita kongsi bersama.

ANWAR IBRAHIM
Penjara Sg Buloh
15 Januari 2016

——————————————-

Just two days after the attack on Istanbul, ISIS has struck again to open a new front in a region where Muslims have lived at peace among themselves and with communities of many faiths for centuries. This attack at the heart of the world’s most populous Muslim country was also an attack on Southeast Asia.

I extend my profound condolences to the families of the victims. I salute the courageous response of the leadership and the security forces. I would like to express my admiration for ordinary Jakartans who have shown the world how to respond to terror. They have spoken up on social media to share their refusal to be afraid, #tidaktakut, and to treat terrorism with the ridicule it deserves.

Indonesia and Malaysia share a common history, long pre-dating our present borders, of the peaceful transmission and practice of Islam in plural societies. We face the common threat of our young people being indoctrinated into a global ideology of hatred violently opposed to our love of peace and our aspirations to democracy.

We must work together to face the immediate threats posed by terrorist groups, whose networks spread both internationally and across Southeast Asia. Together, we must also face  the ideological and leadership challenge posed by violent and totalitarian ideologies. Indonesia and Malaysia must  aspire to become anchors of peace, prosperity and democracy in the Muslim world.

Let us pray for the victims of terrorism in Jakarta and everywhere else in the world, and let us refuse to fear or to hate.

I am confident that Indonesia will recover from this outrage stronger, more united and determined to be a beacon of democracy and peace that will reflect our shared spiritual legacy.

ANWAR IBRAHIM
15th January 2016
Sg Buloh Prison